Senin, 10 September 2012


 BURUKNYA GHIBAH

      “Dan janganlah sebagian kalian meng-ghibbah sebagian yg lainnya, sukakah kalian jika nanti (di hari Kiamat) memakan daging bangkai saudara kalian tersebut, pasti (saat itu kelak) kalian akan merasa sangat jijik. (QS 49/12) 
Banyak orang yang tidak berpengetahuan menganggap ghibah sebagai sesuatu yang kecil,padahal akibatnya sangat berbahaya.Mencari dan menceritakan keburukan seseorang hampir sudah menjadi  budaya manusia,bahkan bernilai ekonomi jika dikemas dengan intertainer.Jika budaya semacam ini tidak disembuhkan /dihilangkan maka seolah hidupnya manusia ini seperti hewan yang tak memiliki tata krama dan akhlak.Agar kita mengetahui tentang seluk beluk ghibah mari kita simak berikut ini:
 
MAKNA GHIBAH :
1. Secara Bahasa : Merupakan musytaq dari al-ghib, artinya lawan dari nampak, yaitu segala sesuatu yg tdk diketahui bagi manusia baik yg bersumber dari hati atau bukan dari hati. Maka ghibah menurut bahasa ialah : Membicarakan orang lain tanpa sepengetahuannya baik isi pembicaraan itu disenanginya ataupun tidak disenanginya, kebaikan maupun keburukan.
 2. Secara Definisi : Seorang muslim membicarakan saudaranya sesama muslim tanpa sepengetahuannya tentang hal2 keburukannya dan yg tidak disukainya, baik dengan tulisan maupun lisan, terang-terangan maupun sindiran. Sebagaimana disebutkan dlm hadits bhw nabi SAW pd suatu hari bersabda : Tahukah kalian apa itu ghibah? Jawab para sahabat : ALLAH dan rasul-NYA yg lebih mengetahui. Maka kata nabi SAW : Engkau membicarakan saudaramu tentang apa yg tdk disukainya. Kata para sahabat : Bagaimana jika pd diri saudara kami itu benar ada hal yg dibicarakan itu? Jawab nabi SAW : Jika apa yg kamu bicarakan benar2 ada padanya maka kamu telah meng-ghibah-nya, dan jika apa yg kamu bicarakan tdk ada pdnya maka kamu telah membuat kedustaan atasnya. (HR Muslim/2589, Abu Daud 4874, Tirmidzi 1935)

BENTUK SERTA JENIS2 GHIBAH

1. Aib dlm Agama : Seperti kata2mu pd sesama muslim : Dia itu fasiq, atau fajir (suka berbuat dosa), pengkhianat, zhalim, melalaikan shalat, meremehkan terhadap najis, tdk bersih kalau bersuci, tdk memberikan zakat pd yg semestinya, suka meng-ghibah, dsb.
2. Aib Fisik : Seperti kata2mu pd sesama muslim : Dia itu buta,  tuli, bisu, lidahnya pelat/cadel, pendek, jangkung, hitam, gendut, ceking, dsb.
3. Aib Duniawi : Seperti kata2mu pd sesama muslim : Dia itu kurang ajar, suka meremehkan orang lain, tukang makan, tukang tidur, banyak omong, sering tidur bukan pd waktunya, duduk bukan pd tempatnya, dsb.
4. Aib Keluarganya : Seperti kata2mu pd sesama muslim : Dia itu bapaknya fasik, Cina, tukang batu, dll.
5. Aib Karakter : Seperti kata2mu pd sesama muslim : Dia itu buruk akhlaqnya, sombong, pendiam, terburu2, lemah, lemah hatinya, sembrono, dll.
6. Aib Pakaian : Kedodoran bajunya, kepanjangan, ketat, melewati mata kaki, kucel/dekil, dsb.
7. Ghibah dikalangan Ulama : Seperti kata2mu pd sesama muslim : Bagaimana sih kabarnya? (dg maksud meremehkan), semoga ALLAH memperbaikinya, semoga ALLAH mengampuninya, kita memohon ‘afiah dari  ALLAH, semoga ALLAH memaafkan kita karena kurang rasa malu, dsb semua  kata dan doa yg maksudnya mengecilkan kedudukan orang lain.
8. Prasangka Buruk Tanpa Alasan : Prasangka buruk merupakan ghibah hati.
9. Mendengar Ghibah : Tanpa mengingkari/menegur, dan tdk meninggalkan majlis tsb.

GHIBAH DALAM ISLAM
Ghibah hukumnya haram dlm syariat Islam berdasarkan ijma’ kaum muslimin karena dalil2 yg jelas dan tegas baik dlm kitab maupun sunnah, diantaranya :
1. Bersabda nabi SAW saat hajji wada’  : “Hari apakah ini?!” Jawab semua manusia yg hadir ketika itu : Hari Arafah ya rasuluLLAH.. Tanya nabi SAW lagi : “Di tanah apakah ini?!” Jawab manusia yg hadir : Di tanah haram ya rasuluLLAH... Tanya nabi SAW lagi : “Bulan apakah ini?!” Jawab manusia lagi : Bulan haram ya rasuluLLAH... Maka kata nabi SAW : “Sesungguhnya darah2 kalian, harta2 kalian, kehormatan2 kalian haram hukumnya atas kalian, sama seperti haramnya hari ini, di tanah ini dan di bulan ini !!! Apakah sdh aku sampaikan pd kalian?!” Maka jawab manusia yg hadir : Sudah wahai rasuluLLAH.. Maka kata nabi SAW lagi : “Ya ALLAH saksikanlah sudah aku sampaikan...”  (HR Bukhari 1/145-146, Muslim 1679)

2. Bersabda nabi SAW : “Barangsiapa yg membela kehormatan saudaranya sesama muslim, maka ALLAH SWT akan membelanya dari neraka kelak di hari Kiamat.”  (HR Tirmidzi 1932, Ahmad 6/450)

3. Bersabda nabi SAW : “Ketika aku dimi’rajkan aku melihat ada 1 kaum yg memiliki kuku2 panjang dari tembaga, sedang mencakari muka2 dan dada2 mereka sendiri. Maka aku bertanya pd Jibril : Siapa mereka ini? Jawab Jibril : Mereka adalah org2 yg suka memakan daging manusia dengan merusak kehormatan mereka.”  (HR Abu Daud 4878 dan Ahmad 3/224)
 4. Nabi SAW berdiri untuk shalat, lalu beliau SAW bertanya : “Dimana Malik bin Dukhsyum?”  Maka ada yg menjawab : Ia sdh munafik wahai rasuluLLAH, tdk lagi mencintai ALLAH dan rasul-NYA. Maka jawab nabi SAW : “Jangan sekali2 kamu berani berkata begitu! Tidakkah kamu lihat ia mengucapkan Lailaha ilaLLAH karena mengharap keridhaan-NYA?! Sungguh ALLAH SWT telah mengharamkan neraka bagi orang  yg mengucapkan La ilaha illaLLAH karena mengharapkan keridhaan-NYA.”  (HR Bukhari 3/49-50, Muslim 1/455)
5. Bersabda nabi SAW : “Muslim dg muslim lainnya itu bersaudara, tdk boleh mengkhianati, mendustakan dan menghina. Setiap muslim dg muslim lainnya haram kehormatan, harta dan darahnya. Taqwa itu disini! (sambil nabi SAW menunjuk pd dadanya) Cukup disebut seorang itu jahat jika ia mencaci saudaranya sesama muslim.”  (HR Muslim 2564)
 6. Bersabda nabi SAW pd Aisyah ra ketika Aisyah ra berkata ttg Shafiyyah ra : Apakah cukup bagi anda Shafiyyah yg begitu? (maksudnya pendek badannya) Maka jawab nabi SAW : “Sungguh engkau sdh mengucapkan 1 kata yg seandainya dicampur dg air lautan maka niscaya akan berubah lautan itu karenanya.”  (HR abu Daud 4875, Tirmidzi 2504-2505, Ahmad I/189) Sehingga berkata Imam Nawawi rahimahuLLAH : Diantara peringatan yg paling hebat ttg akibat ghibbah adalah hadits ini dan aku tdk pernah menemukan hadits yg lebih keras peringatannya ttg masalah ini selain hadits ini.

BEBERAPA PENGECUALIAN DIBOLEHKANNYA GHIBBAH
1. Orang yg dizhalimi : Dibolehkan bagi orang yg dizhalimi untuk mengadukan orang yg menzhaliminya kepada penguasa/hakim berdasarkan firman ALLAH SWT : “ALLAH tdk menyukai perkataan yg buruk kecuali bagi orang yg dizhalimi.”  (QS 4/148)

 2. Meminta tolong untuk menghentikan kemunkaran : Menghentikan orang yg bermaksiat dg mengadukannya kepada org yg mampu menghentikannya, berdasarkan hadits : “Barangsiapa melihat kemunkaran maka hendaklah diubahnya dg tangannya, jika ia tdk mampu maka dg lidahnya dan jika ia tdk mampu maka dg hatinya, tetapi itu adalah selemah2 iman.”  (HR Muslim 49, Abu Daud 1140, Tirmidzi 2173, an-Nasai 8/111, Ibnu Majah 4013)

3. Meminta fatwa  : Dibolehkan seseorang bertanya kepada mufti misalnya: Ayahku/ saudaraku/temanku telah menzhalimi aku, apakah benar demikian? Bagaimana cara mengatasaniya? Berkata istri abu Sufyan pd nabi SAW: Wahai rasuluLLAH, sesungguhnya abu Sufyan itu lelaki yg pelit, sehingga ia tdk pernah memberiku sesuai kebutuhanku dan anak2ku, kecuali jika aku mengambil darinya tanpa sepengetahuannya, apakah dibolehkan yg demikian? Jawab nabi SAW : “Boleh engkau ambil sesuai kebutuhanmu dan anak2mu secara ma’ruf (tdk berlebihan).” (HR Bukhari 9/444-445, Muslim 1714)

4. Meng-ghibbah Pendosa Terang2an : Seperti peminum minuman keras di depan orang banyak, pelaku korupsi yg sdh ketahuan/diketahui banyak orang, dll. Berdasarkan hadits : “Sesungguhnya dosa2 ummatku itu termaafkan, kecuali bagi pelaku dosa terang2an. Seperti orang yg melakukan sesuatu di waktu malam yg sdh ditutupi oleh ALLAH SWT, maka paginya  ia berkata : Hei Fulan, semalam aku melakukan ini dan itu. Padahal ALLAH SWT sdh menutupinya lalu dibukanya perlindungan ALLAH itu.”

5. Mengenal : Seperti menyebut gelarnya yg dikenal luas oleh semua orang (walaupun gelar itu artinya buruk), seperti gelar2 sahabat dan tabi’in Mush’ab (yg menyulitkan)Hanzhalah (pahit), al-A’masy (si Rabun,dsb.

6. Memperingatkan kaum Muslimin :
a. Mengungkapkan cela seorang perawi dlm hadits, diwajibkan demi terjaganya hadits nabi SAW. Dalilnya di masa nabi SAW pernah ada seorang yg menyampaikan ttg seseorang yg minta izin (untuk tdk ikut peperangan) pd nabi SAW, maka kata nabi SAW : “Izinkanlah ia, ia adalah sejelek2 saudara bagi keluarganya.” (HR Bukhari 10/393, Muslim 2591)
b. Jika orang meminta pendpt kita ttg seseorg untk bergaul dgnya atau berdagang dgnya, dsb, maka wajib bagi kita untuk menyampaikan spy org itu dpt bergaul dg benar dan tdk tertipu. Dalilnya bhw Fathimah binti Qais ra pernah menemui nabi SAW untuk meminta pendptnya ttg lamaran yg diterimanya dari Mu’awiyah dan abu Jahm, maka kata nabi SAW : “Adapun Mu’awiyah maka orangnya miskin sama sekali tdk punya harta, adapun abu Jahm tdk pernah melepaskan pecut dari tengkuknya (suka memukul).” (HR Muslim 1480, Thabrani 2/580, Syafi’i dlm  ar-Risalah/856)
c. Seorang yg diketahui alim atau faqih dan diragukan bhw ia adalah  ahli bid’ah atau fasiq, sehingga orang mengambil ilmu darinya dan belajar kepadanya, maka wajib kita menasihatinya dan jika ia tdk mau meninggalkan bid’ahnya maka wajib diberitahukan pd orang2.
d. Seorang yg memegang kekuasaan dan menyimpang, maka wajib disampaikan penyimpangannya kepada orang yg mengangkatnya, agar mengetahui perihalnya.
e. Kesemua hal ini untuk hal2 yg jelas2 disepakati sebagai penyimpangan, bid’ah dan kejahatan, dan sama sekali bukan pd hal2 yg merupakan bagian ikhtilaf (yg masih diperselisihkan) oleh para ulama dlm Islam.

Adapun mencaci-maki hal2 yg merupakan ikhtilaf, atau mencari2 kesalahan orang lain, atau memberikan penafsiran yg buruk atas para ulama, mujahid Islam dan orang2 yg dikenal tsiqah dan jasa2 serta perjuangannya dlm Islam, maka yg demikian itu merupakan perbuatan fasik dan sama sekali bukan dari akhlaq Islam. Kita berlindung pd ALLAH SWT dr yg demikian...

SEBAB2 TERJATUH KEDLM GHIBBAH
1. Tdk melakukan tatsabbut dan tabayyun (check and re-check), firman ALLAH SWT : “Wahai org2 yg beriman jika datang kepadamu seorg yg fasik membawa sebuah berita, maka tabayyun-lah kalian thd kebenaran berita tsb, agar jangan sampai kalian menimpakan kerugian pd suatu kaum karena kebodohan kalian, sehingga kelak kamu akan menyesal.”  (QS 49/6)
2. Dikuasai oleh amarah dan hawa nafsu, maka seorg muslim adalah org yg kuat menahan hawa nafsu dan kemarahan tsb, karena keduanya adalah sifat syaithan dan tdk pantas seorg mu’min memilikinya, firman ALLAH SWT : “Dan orang yg menahan marahnya, dan orang yg memaafkan manusia, dan sesungguhnya ALLAH mencintai org2 suka berbuat baik.” (QS 3/134)
3. Lingkungan dan pergaulan yg jahat, suka mencaci dan berburuk-sangka, sbgm disebutkan dlm hadits : “Setiap manusia terlahir dlm fitrah, maka kedua orangtuanyalah yg menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.”
 4. Dengki dan Iri-hati, ketika kedengkian telah bersarang di dlm hati maka matahari yg terang bersinar akan terlihat gelap-gulita, tanaman yg indah merona akan nampak buruk dan sumpek. Ambillah pelajaran dari kisah putra Adam as, walaupun ia hidup dibwh asuhan seorang nabi, tetapi ketika kedengkian menguasai hatinya maka ia tega membunuh saudaranya sendiri, walaupun saudaranya itu telah menasihatinya dan tdk melawannya sama sekali, perhatikanlah ucapan Habil ketika akan dibunuh oleh saudaranya Qabil: “Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, maka aku sekali2 tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada ALLAH RABB sekalian alam.”  (QS 5/28) lalu ia menasihati saudaranya dg halus tentang dosa dari perbuatan membunuh tsb, dg harapan saudaranya akan sadar : “Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali dg membawa dosa membunuhku dan dosamu sendiri, maka kamu akan menjadi penghuni neraka dan yg demikian itulah pembalasan orang2 yg zhalim.”  (QS 5/29), tetapi kedengkian yg besar membuat Qabil tdk perduli lagi dg agama dan aturan syariat, demikianlah perbuatan dosa kedua yg dilakukan oleh makhluq adalah karena kedengkian.
5. Ujub, Ghurur dan Takabbur, ketika manusia atau kelompok manusia sdh merasa dlm hatinya bhw dirinya lebih pandai dan alim maka ia telah ujub, lalu jika ia mulai meremehkan dan mencela orang lain maka ia menjadi ghurur, dan ketika ia telah merasa bhw kebenaran hanya ada pd diri dan kelompoknya sementara yg lain semua salah dan ia tdk mau menerima kebenaran dr org lain walaupun disampaikan dg hujjah yg nyata maka ia menjadi takabbur. Lihatlah perkataan Fir’aun : “Apakah aku yg lebih baik ataukah org yg hina ini yg hampir tdk bisa jelas dlm berbicara?” (QS 43/52-53) Dlm ayat ini Fir’aun tdk memperhatikan kebenaran yg disampaikan oleh Musa, tp ia berusaha mencari2 kelemahan yg ada pd diri Musa saja dg tujuan untuk menghinanya.
6. Menutupi kelemahan diri, orang yg tdk mau diketahui kelemahannya sehingga ia berusaha menjelek2kan org lain, hal ini dilakukannya karena merasa ia akan kalah pengaruh dan ketenaran dari org yg di-ghibbah-nya, maka ia meng-ghibbah org tsb untuk menutupi kekurangannya dan kelompoknya dari org tsb, sehingga org2 memujinya dan menganggapnya alim dan orgpun menjelek2kan orang lain yg di-ghibbah-nya tsb.
7. Disibukkan dlm Hal Sepele, orang2 yg terbiasa disibukkan dg hal yg kecil dan tdk mengetahui masalah2 besar yg dihadapi oleh ummat akan terus mencari2 kesalahan orang lain, karena banyaknya waktu yg dimilikinya yg seandainya waktu tsb digunakannya untuk mengurus masalah2 ummat yg sdh sedemikian gawat ini maka tdk akan ada wkt baginya untk meng-ghibbah. Hal ini juga dimungkinkan karena tdk mengerti ttg prioritas amal yg harus dilakukan.
8. Tdk mengetahui ttg Bahaya Ghibbah, ummat yg tdk mengetahui ttg dosa besar dan bahaya ghibbah akan menganggap ghibbah sbg hal yg sepele, padahal ia sangat besar disisi ALLAH SWT: “Dan kalian  menganggapnya sepele, padahal ia disisi ALLAH adalah sangat besar dosanya.”  (QS 24/15) Berkata Imam Ibnu Katsir dlm tafsirnya : Tdk aku lihat dosa yg pelakunya demikian keras ditegur oleh ALLAH SWT dan diancam dg azab yg sangat keras, melainkan dosa org2 yg menuduh dg tuduhan bohong dan meng-ghibbah ummul mu’minin Aisyah ra.
9. Tdk Terbiasanya Ummat dlm Hukum Syariah, ummat yg faham maka mereka akan segera menghentikan para pelaku ghibbah siapapun mereka, mencegahnya dg lembut dan keras atau meninggalkannya sama sekali sbg hukuman syariat terhadapnya agar para pelaku ghibbah menyadari kesalahannya dan kembali ke jalan yg benar.
10. Tdk Jelas dlm Penyampaian, kata2, ungkapan, cerita yg tdk jelas atau tdk selesai, bisa mengakibatkan kesalahfahaman diantara yg mendengar. Maka nabi SAW jika berbicara jelas, tegas dan tdk bertele2 agar yg mendengar dpt memahaminya dg sempurna, dan beliau SAW juga biasa mengulangi kata2nya 2 atau 3 kali, supaya jelas.
11. Bercanda dan Main2, bercanda dan main2 dlm Islam ada batasnya, canda itu tdk boleh memasukkan kejelekan org lain sbg bahan tertawaan dan permainan, sabda nabi SAW : “Sesungguhnya seorg mengatakan 1 kata yg tdk disadarinya bahayanya, yg akibatnya ia dilemparkan ke neraka dlm jarak lebih jauh dari jarak Timur dan Barat.”  (HR Bukhari 11/265-266, Muslim 2988, Tirmidzi 2315, Thabrani 2/985)

TERAPI& GHIBBAH
1. Senantiasa mengikhlaskan niat kepada ALLAH dlm semua aspek kehidupan dan memperkuat ketaqwaan kepada-NYA, firman-NYA : “Wahai sekalian manusia sungguh KAMI menciptakanmu dari seorang laki2 dan seorang wanita, lalu KAMI menajdikanmu bersuku2 dan berbangsa2 agar kalian saling mengenal, sesungguhnya yg paling taqwa diantara kalian adalah yg paling taqwa  diantara kalian, sesungguhnya ALLAH Maha Mengetahui lagi Maha Melihat. (QS 49/13)
2. Merasakan bahwa setiap kata yg keluar dari mulut kita dicatat dan akan dipertanggung-jawabkan di hadapan ALLAH SWT, firman-NYA : “Dan tidaklah satu katapun yg mereka ucapkan kecuali ada malaikat yg senantiasa dekat lagi mencatat.”  (QS 50/18)
3. Senantiasa melakukan pengecekan secara teliti terhadap kebenaran berita yg berkenaan dg diri seseorang atau kelompok, firman-NYA :“Hai org2 yg beriman jk datang kepadamu org fasik membawa berita maka ceklah kebenaran berita itu dg teliti, agar kamu tdk menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa tahu persis keadaan sebenarnya yg menyebabkan kamu akan menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS 49/6)
4. Menahan marah dan mengendalikan hawa-nafsu: “Dan orang2 yg menahan marahnya dan memaafkan manusia, maka sesungguhnya ALLAH mencintai org2 yg berbuat kebaikan.”  (QS 3/134)
5. Mencari lingkungan yg bersih dan jauh dari mencaci dan meng-ghibbah orang lain dan menyibukkan diri untuk melihat dan memperbaiki kekurangan diri: “Hai org2 yg beriman janganlah suatu kaum mengejek kaum yg lain, karena boleh jadi yg diejek itu lbh baik dari kamu (disisi ALLAH). Dan janganlah kalian mencela diri kalian sendiri(saudara sesama muslim), dan janganlah kalian panggil-memanggil dg gelar yg buruk. Seburuk2 panggilan adalah panggilan yg buruk setelah kalian beriman, dan barangsiapa yg tdk segera bertaubat maka itulah orang2 yg zalim.” (QS49/11)
6. Selalu berprasangka baik kepada sesama muslim dan mencarikan alasan baik jika melihat kekurangannya serta menasihatinya secara sembunyi: “Mengapakah di waktu kalian mendengar berita itu orang2  mu’min tdk bersangka baik kepada diri mereka sendiri (saudara sesama muslim) dan (lalu) berkata: Ini adalah suatu kedustaan yg nyata.” (QS 24/12)
7. Menutupi aib sesama muslim dan tdk berusaha menyebar2kan keburukan orang lain: “Sesungguhnya org2 yg ingin agar berita ttg perbuatan yg amat keji itu tersiar dikalangan org2 yg beriman, bagi mereka azab yg pedih di dunia dan di akhirat. Dan ALLAH lebih Mengetahui sedangkan kalian tdk mengetahui.”  (QS 24/19)
8. Mendakwahi para ulama dan panutan masyarakat yg memiliki sifat senang mencari2 kesalahan orang lain dan meng-ghibbah.
9. Mencari kejelasan dari kata2 dan pembicaraan sehingga tdk menduga2  maksudnya.
10. Mendakwahi ummat agar sensitif dan mencegah thd para pelaku ghibbah.
11. Senantiasa mengingat balasan ALLAH SWT bagi para pelaku ghibbah dan bahayanya bagi ummat.

1 komentar:

  1. Casino Roll
    Casino Roll. Casino Roll Casino. No deposit bonuses for US 벳 인포 players. No risk 넷마블 바카라 to your w88 dashboard bank, credit card, or credit card. 비트코인 시세 사이트 Use our links to 무료 룰렛 게임 claim free bonuses and

    BalasHapus